Demikian besar kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di antaranya Dia curahkan dalam bentuk pahala besar untuk amal yang mudah dan singkat sekalipun. Misalnya amal ini. Hanya butuh waktu beberapa menit, tak sampai lima menit, tetapi pahalanya sebesar gunung Uhud.
Betapa Allah Maha Pemurah. Amalan yang sering kali hanya dikerjakan dalam waktu 1-3 menit, pahalanya sebesar gunung uhud. Amalan apa itu? Sholat jenazah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَلَّى عَلَى جَنَازَةٍ وَلَمْ يَتْبَعْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ فَإِنْ تَبِعَهَا فَلَهُ قِيرَاطَانِ. قِيلَ وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ أَصْغَرُهُمَا مِثْلُ أُحُدٍ
“Barangsiapa menshalatkan jenazah dan tidak mengiringinya (ke pemakaman), ia akan memperoleh pahala sebesar satu qirath. Jika dia juga mengiringinya (hingga pemakamannya), ia akan memperoleh dua qirath.” Ditanyakan, “Apa itu dua qirath?” Beliau menjawab, “Yang terkecil di antaranya semisal Gunung Uhud.” (HR. Muslim)
Ini pahala yang luar biasa banyaknya. Mitslu Uhud. Semisal atau sebesar Gunung Uhud. Jika setelah sholat jenazah dilanjutkan dengan mengantarkan ke pemakaman, pahalanya bertambah menjadi dua qirath. Seperti dua Gunung Uhud.
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu pernah mendengar hadits ini dari Khabab radhiyallahu ‘anhu. Ia takjub saat mendengar betapa besar pahala sholat jenazah.
“Apa engkau tidak pernah mendengar Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menyampaikan bahwa Rasulullah mensabdakan itu?” tanya Khabab mengetahui Ibnu Umar belum pernah mendengarnya.
Ibnu Umar percaya pada kejujuran Khabab dan kejujuran Abu Hurairah. Namun, ia ingin penguat. Barangkali ada salah redaksi atau kata yang kurang tepat, mengingat pahalanya yang sangat besar. Dan waktu itu, yang paling mudah untuk ditemui adalah Bunda Aisyah radhiyallahu ‘anha. Maka disuruhnya Khabab untuk menghadap Bunda Aisyah menanyakan mengenai hadits itu.
“Menurut Aisyah, benar apa yang dikatakan oleh Abu Hurairah tersebut,” Khabab melaporkan hasilnya kepada Ibnu Umar.
Baca juga: Doa Iftitah Pendek
“Sungguh, selama ini saya telah mengabaikan pahala berqirath-qirath banyaknya,” kata Ibnu Umar menyesali mengapa kadang-kadang ia tidak ikut sholat jenazah saat ada penduduk Madinah yang meninggal. Maka sejak saat itu, ia tak pernah tertinggal. [Muchlisin BK/Webmuslimah]