Beranda Al Qur'an Tafsir Isi Kandungan Surat Al Qasas Ayat 77 dan Terjemahan

Isi Kandungan Surat Al Qasas Ayat 77 dan Terjemahan

0
kandungan surat al qasas ayat 77

Surat Al Qasas ayat 77 adalah ayat menjelaskan tentang pentingnya mencari kebahagiaan akhirat tanpa melupakan kebahagiaan di dunia. Apa saja isi kandungan Surat Al Qasas ayat 77? Berikut ini penjelasannya.

Terjemahan Surat Al Qasas Ayat 77

وَابْتَغِ فِيمَا آَتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآَخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

(Wabtaghi fiimaa aataakalloohud daarol aakhirota walaa tansa nashiibaka minad dunyaa wa ahsink kamaa ahsanalloohu ilaika walaa tabghil fasaada fil ardl. Innallooha laa yuhibbul mufsiddin)

Dan carilah pada apa yang telah Allah anugerahkan kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qasas: 77)

Baca juga: Isi Kandungan Surat Al Alaq

Intisari Tafsir Al Qasas Ayat 77

Surat Al Qasas ayat 77 merupakan ayat yang memerintahkan untuk mencari pahala di akhirat tanpa melupakan bagian di dunia. Ayat ini merupakan rangkaian kisah tentang Qarun. Ayat 76 mengungkapkan siapa Qarun dan nasihat kaumnya kepada Qarun agar tidak membanggakan diri. Lalu pada ayat 77 ini, Allah memberikan panduan-Nya untuk menggunakan harta dan nikmat-Nya untuk mencari akhirat.

Setelah Allah memerintahkan mencari akhirat, Dia mengikutinya dengan larangan melupakan bagian dunia. Sebagian ulama mufassirin menjelaskan, larangan di sini untuk makna mubah. Artinya, bukan haram mengabaikannya tetapi boleh untuk mengambilnya.

“Melalui firman-Nya ini, Allah menghalalkan makanan, minuman, pakaian, rumah, dan pernikahan. Allah juga menunjukkan bahwa manusia memiliki kewajiban terhadap Tuhannya, kewajiban terhadap diri sendiri, kewajiban terhadap keluarganya, hingga kewajiban terhadap tamunya. Semua kewajiban itu harus tertunaikan,” kata Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya.

Ayat ini, menurut Sayyid Qutb mencerminkan keseimbangan manhaj Ilahi yang lurus.

“Manhaj yang menggantungkan hati orang yang memiliki harta dengan akhirat, dan tidak melarangnya untuk mengambil sebagian harta dalam kehidupan dunia ini. Bahkan, manhaj Ilahi ini mendorongnya untuk mencarinya dan menugaskannya untuk melakukan hal itu. Sehingga, ia tidak menjadi sosok yang membenci dunia, menyia-nyiakan dunia ini, dan melemahkan kehidupan ini,” tulis Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an.

Lalu, Allah memerintahkan untuk berbuat baik sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadanya. Sebagian ulama mengartikan kamaa (كما) di sini adalah “disebabkan karena.” Yakni karena Allah telah melimpahkan berbagai karunia, seharusnya manusia juga berbuat baik menurut kemampuannya.

Kemudian Allah menutupnya dengan larangan berbuat kerusakan. Sebab, Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

“Kalau Allah telah menyatakan bahwa Dia tidak menyukai orang yang suka merusak di bumi, maka balasan Allah pasti datang, cepat atau lambat. Dan jika hukuman Allah datang, seorang pun tidak ada yang mempunyai kekuatan dan daya upaya buat menangkisnya,” tulis Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar.

Baca juga: Surat Al Qasas Ayat 77 Per Kata

Isi Kandungan Surat Al Qasas Ayat 77

Berikut ini isi kandungan Surat Al Qasas ayat 77 yang kami sarikan dari sejumlah tafsir. Yakni Tafsir Al Qur’anil ‘Adhim karya Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Tafsir Fi Zilalil Quran karya Sayyid Qutb dan Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka.

  1. Allah memerintahkan untuk mencari kebahagiaan akhirat.
  2. Allah memperbolehkan hamba-Nya untuk mencari bagian dunia.
  3. Allah sangat baik kepada hamba-Nya dengan memberikan berbagai nikmat sejak ia berada dalam kandungan hingga ia meninggal dunia.
  4. Allah memerintahkan berbuat baik.
  5. Allah melarang manusia berbuat kerusakan.
  6. Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
  7. Ayat ini mengajarkan keseimbangan dalam artian mencari kebahagiaan di akhirat tanpa melupakan dunia sebagai sarana menuju akhirat.
  8. Dunia dan akhirat adalah satu kesatuan, di mana dunia tempat kita beramal sedangkan akhirat tempat kita menuai.
  9. Memusatkan perhatian kita lebih banyak kepada kebahagiaan di akhirat, bukan kepada dunia karena dunia adalah sarana.

Demikian isi kandungan Surat Al Qasas ayat 77. Untuk tafsir lengkap, silakan baca Surat Al Qasas Ayat 77. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/WebMuslimah]