Allah memiliki 99 asmaul husna. Yang ke-60 adalah Al Muhyi. Apa makna Al Muhyi dan bagaimana contoh pengamalan asmaul husna ini dalam kehidupan muslimah?
99 Asmaul Husna
Asmaul husna terdiri dari dua kata yaitu al asma (الأسماء) dan al husna (الحسنى). Al asma merupakan bentuk jamak dari ism (اسم), yaitu sesuatu yang menunjukkan pada sebuah dzat. Sedangkan al husna adalah bentuk muannats dari al ahsan (الأحسن). Artinya, yang terbaik. Dengan demikian, asmaul husna adalah nama-nama Allah yang sangat indah dan terbaik.
Sebenarnya, asmaul husna bukan hanya 99. Yang 99 ini memang termaktub dalam hadits dan perlu kita ketahui. Namun, ada lagi asmaul husna yang Allah ajarkan kepada hamba yang Dia kehendaki dan nama yang Dia simpan sebagai ilmu gaib di sisi-Nya.
Nah, dari 99 asmaul husna ini, yang ke-60 adalah Al Muhyi. (Baca: Tabel Asmaul Husna)
Makna Al Muhyi
Al Muhyi (الْمُحْيِى) artinya Maha Menghidupkan. Asmaul Husna ke-60 ini bermakna Allah Allah membuat makhluk-Nya menjadi hidup dengan memasukkan ruh ke dalamnya. Allah memiliki kekuasaan tak terbatas untuk menghidupkan makhluk yang Dia kehendaki baik itu manusia, jin, binatang, maupun makhluk lainnya.
Allah-lah yang menghidupkan seluruh makhluk di dunia ini. Baik yang tampak (misalnya manusia) maupun yang tidak tampak (misalnya jin). Tidak ada selain Dia yang bisa menghidupkan makhluk.
إِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّيَ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ
Ketika Ibrahim mengatakan: “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” (QS. Al Baqarah: 258)
وَاللَّهُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Allah menghidupkan dan mematikan. Dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Ali Imran: 156)
Syekh Musthafa Wahbah dalam Asmaul Husna lil Athfal menjelaskan, Al Muhyi memiliki makna Allah Subhanahu wa Ta’ala membuat seluruh makhluk menjadi hidup dengan cara memasukkan ruh ke dalamnya. Sedangkan Syekh Ali Jum’ah dalam Aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah menjelaskan, makna Al Muhyi adalah Dzat yang menghidupkan tubuh dengan ruh di dalamnya.
Baca juga: Ayat Kursi
Contoh Pengamalan Al Muhyi dalam Kehidupan Muslimah
Bagaimana contoh pengamalan Al Muhyi dalam kehidupan muslimah? Keyakinan terhadap Al Muhyi membuat muslimah meyakini bahwa Allah Maha Menghidupkan. Maka ia pun menyadari bahwa hidup ini adalah pemberian Allah yang sewaktu-waktu bisa Dia cabut. Karenanya, seorang muslimah tidak akan menyombongkan diri.
Apa yang mau disombongkan jika hidup ini adalah pemberian Allah? Kecantikan? Itu pemberian Allah. Harta? Itu juga karunia Allah. Bahkan nyawa juga karunia Allah.
Bentuk kesombongan yang kadang tidak wanita sadari adalah tidak menjalankan perintah Allah. Misalnya menutup aurat. Merasa menutup aurat hanya menghalangi kecantikannya atau membuatnya tidak bebas mencari rezeki. Sebaliknya, bukti seorang muslimah tidak sombong, ia tunduk dan taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Berupaya menjalankan seluruh perintah-Nya.
Baca juga: Cara Meneladani Al Muhyi
Keyakinan terhadap Al-Muhyi juga membuatnya berupaya menjalani kehidupan ini sebaik-baiknya. Membuatnya bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mempersembahkan yang terbaik dalam amal-amalnya. Sebab ia sadar, hidup pemberian Allah ini hakikatnya adalah ujian untuk menguji hamba, siapa yang terbaik amalnya.
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, (QS. Al Mulk: 2)
Baca juga: Makna Al Muqtadir
Jadi, dengan meyakini Al Muhyi, seorang muslimah akan rendah hati dan tidak sombong. Dia juga menjaga tubuh dan kehormatannya sebagai bentuk mensyukuri kehidupan pemberian Allah. Berusaha selalu taat dan meningkatkan taqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/WebMuslimah]