Allah memiliki 99 asmaul husna. Yang ke-70 adalah Al Muqtadir. Apa makna Al Muqtadir dan bagaimana contoh pengamalannya dalam kehidupan muslimah?
99 Asmaul Husna
Asmaul husna terdiri dari dua kata yaitu al asma (الأسماء) dan al husna (الحسنى). Al asma merupakan bentuk jamak dari ism (اسم), yaitu sesuatu yang menunjukkan pada sebuah dzat. Sedangkan al husna adalah bentuk muannats dari al ahsan (الأحسن). Artinya, yang terbaik. Dengan demikian, asmaul husna adalah nama-nama Allah yang sangat indah dan terbaik.
Sebenarnya, asmaul husna bukan hanya 99. Yang 99 ini memang termaktub dalam hadits dan perlu kita ketahui. Namun, ada lagi asmaul husna yang Allah ajarkan kepada hamba yang Dia kehendaki dan nama yang Dia simpan sebagai ilmu gaib di sisi-Nya.
Nah, dari 99 asmaul husna ini, yang ke-70 adalah Al Muqtadir. (Baca: Tabel Asmaul Husna)
Makna Al Muqtadir
Al Muqtadir (الْمُقْتَدِرُ) artinya Maha Berkuasa. Asmaul Husna ke-70 ini bermakna Allah Maha Berkuasa dengan kekuasaan yang sempurna. Kekuasaan Allah tidak berpermulaan dan tidak akan berakhir.
Asmaul husna ini merupakan bentuk lain dari Al Qadir. Dengan makna yang lebih agung. Bahwa Allah memiliki kekuasaan penuh, tiada yang bisa menandingi dan mengalahkan-Nya.
وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ مُقْتَدِرًا
Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al Kahfi: 45)
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَهَرٍ . فِي مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيكٍ مُقْتَدِرٍ
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa. (QS. Al Qamar: 54-55)
Buya Hamka mengemukakan makna Al Muqtadir yang sedikit berbeda. Penulis Tafsir Al Azhar ini menjelaskan bahwa Al Muqtadir adalah Maha Menentukan. Allah Maha Kuasa untuk menentukan segala sesuatu.
Baca juga: Ayat Kursi
Contoh Pengamalan Al Muqtadir dalam Kehidupan Muslimah
Bagaimana contoh pengamalan Al Muqtadir dalam kehidupan muslimah? Keyakinan terhadap Al Muqtadir membuat muslimah meyakini bahwa Allah berkuasa menciptakan apa saja dan menghancurkan apa saja. Dia berkuasa melakukan apa saja. Dia berkuasa menjadikan dunia subur dan hijau, Dia juga berkuasa menjadikannya kering dan layu. Sebagaimana firman-Nya:
وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ مُقْتَدِرًا
Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al Kahfi: 45)
Karenanya, muslimah yang meyakini Al Muqtadir akan menyadari kekuasaan Allah, tunduk kepada-Nya, dan tidak sombong. Apa yang mau seorang muslimah sombongkan? Kecantikan? Tidak! Allah yang berkuasa menjadikannya cantik, Dia juga berkuasa dalam sekejap mencabut kecantikan entah dengan sakit atau kecelakaan. Kalau tidak hilang tiba-tiba, kecantikan bisa meredup karena penuaan.
Menyombongkan harta? Tidak! Allah yang berkuasa memberinya harta juga berkuasa mengambil harta dalam sekejap mata. Misalnya dengan bencana, kehilangan, penipuan, dan sebagainya.
Menyombongkan kecerdasan? Tidak! Allah yang berkuasa menganugerahkan kecerdasan juga berkuasa mengambilnya dalam waktu singkat atau perlahan. Misalnya dengan kecelakaan yang membuat cedera otak atau perlahan-lahan pikun tersebab bertambah tua.
“Oleh karena itu, tidak sepantasnya orang yang berakal larut dalam keindahan dunia, membanggakan, dan menyombongkan diri dengan semua itu,” kata Syaikh Wahbah Az Zuhaili saat menafsirkan Surat Al Kahfi ayat 45.
Keyakinan terhadap asmaul husna Al Muqtadir juga membuat muslimah menjauhi sikap durhaka baik kepada Allah maupun kepada suami dan orang tua. Lebih-lebih lagi, dia menjauhi sikap mendustakan dan menentang Allah karena Dia berkuasa menurunkan azab untuk orang yang mendustakan-Nya.
كَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا كُلِّهَا فَأَخَذْنَاهُمْ أَخْذَ عَزِيزٍ مُقْتَدِرٍ
Mereka mendustakan mukjizat Kami semuanya, lalu Kami azab mereka sebagai azab dari Yang Maha Perkasa lagi Maha Kuasa. (QS. Al Qamar: 42)
Baca juga: Makna Al Azim
Jadi, dengan meyakini Al Muqtadir, seorang muslimah rendah hati dan tidak sombong. Dia juga menjaga akhlaknya sehingga tidak durhakan kepada suami dan orang tuanya. Berusaha selalu taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/WebMuslimah]