Beranda Al Qur'an Tafsir Isi Kandungan Surat Al Alaq dan Terjemahan

Isi Kandungan Surat Al Alaq dan Terjemahan

0
isi kandungan surat al alaq

Surat Al Alaq merupakan surat ke-94 dalam Al-Qur’an. Ayat 1-5 merupakan wahyu pertama yang turun kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sedangkan ayat 6-19 turun kemudian, mengajarkan konsisten beribadah dan berdakwah meskipun ada orang-orang yang mendustakan, benci, dan marah. Apa saja isi kandungan surat Al Alaq, berikut ini penjelasannya.

Terjemahan Surat Al Alaq

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (۱) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (٢) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (۳) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (٤) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (٥) كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى (٦) أَنْ رَآَهُ اسْتَغْنَى (٧) إِنَّ إِلَى رَبِّكَ الرُّجْعَى (۸) أَرَأَيْتَ الَّذِي يَنْهَى (۹) عَبْدًا إِذَا صَلَّى (١۰) أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ عَلَى الْهُدَى (١١) أَوْ أَمَرَ بِالتَّقْوَى (١٢) أَرَأَيْتَ إِنْ كَذَّبَ وَتَوَلَّى (١۳) أَلَمْ يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرَى (١٤) كَلَّا لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ لَنَسْفَعَنْ بِالنَّاصِيَةِ (١٥) نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ (١٦) فَلْيَدْعُ نَادِيَهُ (١٧) سَنَدْعُ الزَّبَانِيَةَ (۱۸) كَلَّا لَا تُطِعْهُ وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ (۱۹)

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Sekali-kali tidak! Sesungguhnya manusia itu benar-benar melampaui batas, ketika melihat dirinya serba berkecukupan. Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah tempat kembali(-mu). Tahukah kamu tentang orang yang melarang seorang hamba ketika dia melaksanakan salat? Bagaimana pendapatmu kalau terbukti dia berada di dalam kebenaran atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)? (Bagaimana pendapatmu kalau dia mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari keimanan)? Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala perbuatannya)? Sekali-kali tidak! Sungguh, jika dia tidak berhenti (berbuat demikian), niscaya Kami tarik ubun-ubunnya (ke dalam neraka), (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan (kebenaran) dan durhaka. Biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya). Kelak Kami akan memanggil (Malaikat) Zabaniah (penyiksa orang-orang yang berdosa). Sekali-kali tidak! Janganlah patuh kepadanya, (tetapi) sujud dan mendekatlah (kepada Allah). (QS. Al Alaq: 1-19)

Baca juga: Surat Al Alaq Ayat 1-5

Intisari Tafsir Surat Al Alaq

Surat Al Alaq ayat 1-5 merupakan wahyu pertama yang turun kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Melalui wahyu pertama ini, Allah memerintahkan Rasulullah untuk membaca. Perintah ini juga berlaku untuk umatnya.

Pada ayat pertama, Allah memerintahkan untuk membaca tanpa menyebut apa yang harus dibaca. Ada ulama yang menafsirkan perintah membaca Al-Qur’an. Namun, banyak mufassirin menafsirkannya sebagai perintah membaca secara umum, baik membaca teks maupun konteks, baik membaca ayat-ayat qauliyah maupun ayat-ayat kauniyah.

Allah menggandengkan perintah iqra’ dengan bismi rabbikal ladzii khalaq. Maka, ada dua hal penting yang mengikuti perintah membaca ini. Pertama, membaca haruslah karena Allah, demi Allah. Kedua, Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai Sang Pencipta.

Ayat kedua menjelaskan lebih detail dengan Rabbika (Tuhanmu, Tuhannya Muhammad) yang berbeda dengan tuhan dalam keyakinan musyrikin Mekah. Dialah yang menciptakan manusia dari segumpal darah, sebuah tahapan proses penciptaan manusia setelah nutfah.

Ayat ketiga kembali memerintahkan membaca. Namun, kali ini dengan mengisyaratkan manfaatnya melalui penyebutan sifat lain Tuhan yakni Al-Akram, yang Maha Mulia. Maka, orang-orang yang membaca akan mendapatkan kemuliaan dari Tuhan yang Maha Mulia.

Ayat keempat menjelaskan bahwa Allah mengajar manusia dengan perantaraan pena. Pena menghasilkan tulisan. Dengan membaca tulisan, manusia mendapatkan pengetahuan. Menulis dengan pena dan alat lainnya merupakan sarana berbagi pengetahuan.

Ayat kelima menjelaskan bahwa dengan proses membaca dan menulis itu, manusia mendapatkan ilmu yang sebelumnya mereka belum tahu. Tentu ada cara lain bagi Allah untuk mengajar manusia, yakni dengan cara-Nya tapa perlu usaha manusia, dan inilah yang Allah berikan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para nabi sebelumnya.

Ayat 6-7 membicarakan orang-orang yang menentang Rasulullah bahwa mereka melampaui batas karena merasa serba cukup. Lalu ayat 8 memperingatkan bahwa mereka akan kembali kepada Allah untuk mempertanggungjawabkan segala yang mereka perbuat.

Allah memotret ulah mereka pada ayat 9-10 yang melarang Rasulullah shalat. Padahal Rasulullah berada  di atas kebenaran (ayat 11) dan selalu menyuruh untuk bertaqwa (ayat 12). Sebaliknya, merekalah yang mendustakan dan berpaling (ayat 13). Kemudian Allah memperingatkan bahwa Dia melihat seluruh perbuatan mereka (ayat 14) mulai dari pendustaan, berpalingnya mereka dari kebenaran, hingga tindakan mereka menghalangi Rasulullah shalat.

Pada ayat 15-18, Allah mengancam mereka jika tidak menghentikan kejahatan itu niscaya Allah akan menarik ubun-ubun mereka ke neraka. Meskipun mereka meminta tolong pada golongan dan pendukungnya, mereka takkan selamat. Dan cukup bagi Allah menyuruh malaikat Zabaniyah untuk menyiksa mereka.

Terakhir, ayat 19, Allah melarang mematuhi mereka. Jangan takut, lanjutkan ibadah dan perjuanganmu. Sesungguhnya Allah yang akan menjaga dan melindungimu. Perbanyak sujud kepada Allah. Sujud adalah kondisi terdekat seorang hamba kepada Allah.

Baca juga: Isi Kandungan Surat Al Alaq Ayat 1-5

Isi Kandungan Surat Al Alaq

Berikut ini isi kandungan Surat Al Alaq yang kami sarikan dari sejumlah tafsir. Yakni Tafsir Al Qur’anil ‘Adhim karya Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Tafsir Fi Zilalil Quran karya Sayyid Qutb, Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka, dan Tafsir Al Misbah karya Quraish Shihab.

1. Perintah untuk membaca, baik membaca teks maupun konteks. Membaca ayat-ayat qauliyah (Al-Qur’an) maupun ayat-ayat kauniyah (tanda-tanda kebesaran Allah di alam dan fenomena kemasyarakatan).

2. Menjadikan ridha Allah sebagai tujuan dan orientasi dalam membaca dan segala aktivitas lainnya.

3. Allah adalah Tuhan yang Maha Menciptakan. Dialah yang menciptakan alam semesta dan menciptakan manusia.

4. Allah yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah, mudah saja bagi-Nya untuk mengajarkan ilmu-Nya kepada manusia, termasuk dengan membaca dan menulis.

5. Melalui rangkaian ayat ini, Allah memperkenalkan sifat-sifat-Nya yang berbeda dengan keyakinan orang-orang musyrikin Mekah.

6. Allah memerintahkan untuk membaca dan menulis karena keduanya adalah sarana untuk mengetahui ilmu agama dan menyebarkannya kepada manusia. Membaca dan menulis juga merupakan asas kemajuan ilmu, pengetahuan, etika dan kebudayaan, serta kemajuan peradaban.

7. Melalui membaca tulisan yang tertulis dengan pena, Allah mengajarkan kepada manusia apa yang sebelumnya manusia tidak mengetahuinya.

8. Islam mengajarkan umatnya untuk suka membaca, suka menulis, dan mencintai ilmu.

9. Secara umum, manusia memiliki sifat buruk melampaui batas terutama saat merasa serba cukup dengan harta dan jabatannya. Abu Jahal, Walid bin Mughirah, dan Umayyah bin Khalaf adalah contohnya.

10. Semua manusia akan kembali kepada Allah untuk mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya semasa di dunia.

11. Abu Jahal dan tokoh-tokoh kafir Quraisy melarang Rasulullah shalat dan berupaya menyakiti beliau ketika shalat.

12. Rasulullah berada dalam kebenaran dan selalu menyuruh bertaqwa.

13. Orang-orang yang melarang shalat itu juga merupakan orang-orang yang pendusta dan berpaling dari kebenaran.

14. Allah Maha Melihat seluruh perbuatan manusia.

15. Allah mengancam Abu Jahal dan orang-orang yang serupa dengannya, jika tidak menghentikan perbuatan mereka, niscaya mereka akan tertimpa azab dan siksa neraka.

16. Allah memiliki malaikat yang selalu taat, di antaranya Zabaniyah yang siap menyiksa para penentang dakwah.

17. Allah melarang Rasulullah dan kaum muslimin mentaati orang-orang yang menghalangi ibadah (shalat).

18. Allah memerintahkan kepada Rasulullah untuk konsisten beribadah, terutama shalat, dan berdakwah.

19. Allah memerintahkan memperbanyak sujud dan sujud dalam shalat merupakan kondisi terdekat seorang hamba kepada Tuhannya.

Demikian isi kandungan Surat Al Alaq ayat 1-19. Semoga bermanfaat, memotivasi kita untuk suka membaca, suka menulis, dan mencintai ilmu serta konsisten beribadah dan berdakwah. Untuk tafsir lebih lengkap, silakan baca Surat Al Alaq. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/WebMuslimah]