Beranda Tazkiyah Tazkiyatun Nafs Ini 6 Bahaya dan Dosa Ghibah yang Mengerikan

Ini 6 Bahaya dan Dosa Ghibah yang Mengerikan

0
dosa ghibah
ilustrasi (Film Tilik)

Film Tilik viral. Tiga hari rilis di Youtube, film pendek berisi sensasi ghibah Bu Tejo itu sudah ditonton 1,7 juta penayangan. Suka mengghibah juga? Tunggu dulu. Ini 6 bahaya dan dosa ghibah yang perlu kita tahu.

Apa Itu Ghibah

Ghibah adalah membicarakan orang yang tidak hadir dengan sesuatu tidak ia suka. Dalam bahasa Indonesia, ghibah menjadi istilah menggunjing atau gosip.

Rasulullah menjelaskan tentang ghibah dengan sabda beliau dalam Shahih Muslim:

ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ

“Kamu mengatakan tentang saudaramu hal-hal yang tidak disukainya”

Ada sahabat yang bertanya, “bagaimana jika apa yang dikatakan itu memang fakta?” Maka beliau bersabda:

إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ

“Jika apa yang kamu katakan itu ada pada saudaramu, berarti kamu telah ghibah. Dan jika apa yang kamu katakan itu tidak ada pada saudaramu, berarti itu adalah fitnah.”

Imam Ghazali menjelaskan apa itu ghibah. “Ghibah adalah engkau menyebut-nyebut orang lain yang tidak berada bersamamu dengan suatu perkataan yang ia tidak suka jika mendengarnya,” tulis Hujjatul Islam itu dalam Ihya Ulumuddin.

Dosa Ghibah dan Bahayanya

Seperti banyak orang memaklumi Bu Tejo dalam film Tilik, banyak orang menganggap ghibah sebagai dosa kecil. Bahkan meremehkannya. Maka mereka pun tetap asyik melakukan tanpa merasa telah melakukan kesalahan besar.

Padahal, dosa dan bahaya ghibah sangat mengerikan. Dari Al Qur’an dan hadits-hadits shahih, sedikitnya kita akan tahu enam dosa dan bahaya ghibah.

1. Dosa Besar

Ghibah termasuk dosa besar. Karenanya Imam Adz Dzahabi memasukkannya dalam kitab Al Kaba’ir.

Allah Subhanahu wa Ta’ala tegas melarang ghibah sebagaimana firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat: 12)

2. Perusak Ukhuwah

Pada dua ayat sebelumnya, yakni Surat Al Hujurat ayat 10, Allah menyebut orang-orang beriman itu bersaudara. Bahkan Allah menggunakan istilah ikhwah untuk menyebut persaudaraan tersebut.

Setelah itu, pada ayat 11 dan 12, Allah menjelaskan tentang perusak-perusak ukhuwah. Salah satunya adalah ghibah.

Bagaimana tidak, bukankah ghibah muncul dari buruknya ukhuwah hingga ia menggunjing keburukan saudaranya sendiri. Dan bukankah dengan ghibah, orang lain yang tadinya menilai seseorang baik berubah jadi menganggapnya buruk akibat gunjingan yang ia dengar. Dan bukankah ketika gunjingan itu sampai terdengar orangnya, ia akan sakit hati. Akibatnya, ukhuwah pun menjadi rusak.

Baca juga: Isi Kandungan Surat Al Hujurat Ayat 10

3.  Ibarat Makan Bangkai

Dalam Surat Al Hujurat ayat 12 tersebut, Allah mengibaratkan ghibah dengan makan bangkai saudara sendiri.

وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ

..dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.. (QS. Al Hujurat: 12)

Setiap orang pasti tidak suka makan bangkai. Kata fakarihtumuuh (فكرهتموه) menggunakan fi’il madhi (kata kerja lampau), menunjukkan bahwa perasaan jijik itu adalah sesuatu yang pasti semua orang merasakannya. Sebagaimana Ibnu Katsir jelaskan dalam tafsirnya.

Baca juga: Jawaban Shalat Istikharah

4. Mencederai Kehormatan Muslim

Dosa ghibah termasuk besar karena ia mencederai kehormatan seorang muslim yang sebenarnya haram baginya. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ

“Sesungguhnya darah, harta dan kehormatan kalian adalah haram atas diri kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maksudnya, haram bagi seorang muslim menumpahkan darah sesama muslim. Haram pula mengambil harta muslim yang lain tanpa hak. Dan juga haram mencederai kehormatannya.

Ibnu Taimiyah menjelaskan, semakin besar iman seseorang yang ia cederai kehormatannya, semakin besar pula dosanya. Demikian pula semakin besar iman seseorang yang ia gunjing, semakin besar pula dosanya.

Baca juga: Doa Iftitah Pendek

5. Allah Buka Aibnya

Seseorang yang suka menggunjing dan mencari-cari aib seorang muslim, Allah akan membuka aibnya meskipun ia menyembunyikan aib tersebut rapat-rapat.

يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يَدْخُلِ الإِيمَانُ قَلْبَهُ لاَ تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِينَ وَلاَ تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنِ اتَّبَعَ عَوْرَاتِهِمْ يَتَّبِعِ اللَّهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ يَتَّبِعِ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِى بَيْتِه

“Wahai sekalian orang yang beriman dengan lidahnya sedangkan iman itu belum masuk ke dalam hatinya. Janganlah kalian suka menggunjing orang-orang muslim dan mencari-cari aib mereka. Karena siapa yang mencari-cari aib muslim, Allah akan mencari-cari aibnya. Dan siapa yang Allah cari aibnya, maka Dia akan membuka aib itu meskipun ia bersembunyi di rumahnya.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ahmad)

6. Imannya Dipertanyakan

Orang yang suka menggunjing, keimanannya jauh dari sempurna. Imannya dipertanyakan. Bahkan Rasulullah menggunakan istilah iman belum masuk di hati untuk orang yang suka menggunjing sebagaimana hadits tersebut.

Bukankah orang yang sempurna imannya, tak mungkin ia terus-terusan mengerjakan dosa besar? Bukankah orang yang imannya sempurna, takkan mungkin menyakiti saudaranya. Dosa ghibah sangat besar karena ia berdosa kepada Allah sekaligus berdosa kepada muslim yang ia gunjing. Ia bermaksiat kepada Allah sekaligus melanggar hak sesama mukmin.

Semoga dengan menyadari enam dosa ghibah ini, kita menjadi lebih waspada dan Allah hindarkan dari ghibah. Semoga Allah jaga kita, hidup dalam keimanan dan indahnya ukhuwah. Pembahasan lebih lengkap mengenai ghibah, bentuk dan contohnya serta cara bertaubatnya bisa dibaca di artikel Ghibah. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/WebMuslimah]

BERIKAN TANGGAPAN

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini