Beranda Tazkiyah Renungan Wanita yang Suka Meratap, Begini Kondisinya Saat Yaumul Ba’ats

Wanita yang Suka Meratap, Begini Kondisinya Saat Yaumul Ba’ats

0
wanita yang suka meratap
ilustrasi

Yaumul ba’ats (hari kebangkitan) terjadi tatkala Malaikat Israfil meniup sangkakala yang kedua. Peniupan sangkakala kedua ini jaraknya sekitar 40 tahun dari peniupan sangkalaka pertama.

Ketika tiba peniupan sangkakala kedua, roh-roh kembali kepada jasad mereka yang telah tumbuh dan siap hidup kembali. Hanya saja, jasad tersebut tidak sama persis seperti waktu hidup di dunia. Mereka bangkit dalam kondisi sesuai dengan keadaannya saat meninggal dunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ

Setiap orang dibangkitkan dalam keadaan seperti ketika dia meninggal. (HR. Muslim)

Imam Qurtubi dalam At-Tadzkirah menjelaskan, orang yang gugur syahid fi sabilillah, ia akan bangkit dalam kondisi terluka dan berdarah sebagaimana kondisi terakhirnya. Namun, darahnya menguarkan aroma wangi sebagaimana kesturi. Orang yang mati dalam keadaan mabuk, ia juga bangkit dalam keadaan mabuk dan penuh kehinaan. Orang yang makan riba takkan bisa berdiri dengan sempurna.

Meratap (Niyahah)

Sedangkan wanita yang suka meratap, ada beberapa hadits yang menjelaskan kondisinya ketika kelak dibangkitkan pada yaumul ba’ats (hari kebangkitan).

النِّيَاحَةُ مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ وَإِنَّ النَّائِحَةَ إِذَا مَاتَتْ وَلَمْ تَتُبْ قَطَعَ اللَّهُ لَهَا ثِيَابًا مِنْ قَطِرَانٍ وَدِرْعًا مِنْ لَهَبِ النَّارِ

Meratap itu termasuk tradisi jahiliyah. Dan sesungguhnya perempuan yang suka meratap, apabila dia mati, maka Allah memotongkan untuknya pakaian dari api dan baju dari nyala api. (HR. Ibnu Majah; shahih)

Maksud dari an-niyahah (meratap) menurut para ulama adalah menangis histeris, berteriak-teriak, merobek baju, bahkan menampar pipi dan melukai tubuh saat mendapat musibah atau kehilangan orang yang ia cintai.

Baca juga: Isi Kandungan Surat Ali Imran ayat 190-191

Tidak Termasuk Meratap

Ada pun jika hanya sedih dan menangis biasa, maka itu tidak termasuk meratap. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga menangis saat putra beliau, Ibrahim, wafat.

إِنَّ العَيْنَ تَدْمَعُ، وَالقَلْبَ يَحْزَنُ، وَلاَ نَقُولُ إِلَّا مَا يَرْضَى رَبُّنَا، وَإِنَّا بِفِرَاقِكَ يَا إِبْرَاهِيمُ لَمَحْزُونُونَ

Kedua mata boleh mencucurkan air mata, hati boleh bersedih, hanya kita tidaklah mengatakan kecuali apa yang diridhai oleh Rabb kita. Dan kami dengan perpisahan ini wahai Ibrahim, pastilah bersedih. (HR. Bukhari dan Muslim)

Baca juga: Isi Kandungan Surat At Taubah Ayat 105

Yang Perlu Muslimah Lakukan

Pendek kata, setiap orang akan dibangkitkan sesuai dengan kondisi akhir hayatnya. Demikian pula para muslimah. Jika dia husnul khatimah, ia akan bangkit dalam kondisi mulia. Jika dia su’ul khatimah, ia akan bangkit dalam kondisi hina.

Maka, yang terpenting adalah bagaimana muslimah mempersiapkan diri menghadapinya. Kuatkan iman dan taqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hindari meratap (niyahah), gosip (ghibah), dan adu domba (namimah). Semoga Allah mengkaruniakan kepada kita istiqamah dan husnul khatimah. [Muchlisin BK/WebMuslimah]