Dalam hubungan pernikahan, rasa memiliki dan keinginan untuk melindungi pasangan adalah hal yang wajar. Namun, jika rasa ingin memiliki ini berlebihan hingga mengontrol seluruh aspek kehidupan pasangan, hubungan dapat berubah menjadi penuh tekanan dan ketidaknyamanan. Sikap posesif, terutama pada suami, sering kali mempengaruhi hubungan suami-istri dan membatasi ruang gerak istri untuk berkembang. Bagaimana cara menghadapi suami posesif situasi agar hubungan tetap sehat dan harmonis?
Sikap posesif adalah suatu keinginan kuat untuk menguasai sepenuhnya pasangan, tanpa memberikan ruang dan kesempatan baginya untuk berinteraksi dengan orang lain. Dalam kasus ini, seorang istri mungkin merasa dikekang dan tidak bisa bebas berekspresi.
Padahal, setiap individu, termasuk istri, memiliki kebutuhan sosial yang tak bisa diabaikan. Misalnya, ketika seorang istri ingin pergi ke pasar, menghadiri acara sosial, atau berkumpul dengan teman, ia seharusnya punya hak untuk melakukannya tanpa merasa dipantau atau dilarang oleh suami. Jika hal ini tidak bisa terpenuhi, maka perlahan rasa terkekang itu dapat berdampak buruk pada kesejahteraan psikologisnya.
Mengapa Suami Bisa Bersikap Posesif?
Sikap posesif yang muncul pada suami sering kali memiliki latar belakang yang kompleks. Ada suami yang posesif karena ketakutan kehilangan, terutama bila istrinya adalah orang yang sangat ia cintai. Ketakutan ini bisa jadi berasal dari pengalaman buruk masa lalu yang membuat suami merasa rentan dan selalu khawatir.
Selain itu, beberapa suami mungkin mengalami pola asuh yang kaku dan posesif dari keluarganya sendiri, sehingga terbentuklah perilaku ini sebagai bentuk rasa aman. Rasa posesif ini juga bisa menjadi akibat dari minimnya rasa percaya, baik pada pasangan maupun pada dirinya sendiri. Akibatnya, suami akan berusaha mengendalikan segala hal yang berhubungan dengan istrinya demi meredakan rasa khawatirnya.
Namun, sikap posesif seperti ini sebenarnya tidak menguntungkan bagi istri maupun rumah tangga secara keseluruhan. Pasangan suami-istri seharusnya memiliki ruang gerak yang cukup luas untuk saling mengekspresikan dirinya.
Keseimbangan dalam memberikan ruang ini penting agar istri juga dapat berkembang sebagai individu yang mandiri, berinteraksi dengan masyarakat, dan merasa dihargai oleh suami.
Baca juga: Suami Mata Keranjang
Dampak Sikap Posesif dalam Rumah Tangga
Ketika seorang suami menunjukkan sikap posesif secara berlebihan, istri bisa merasa terjebak dalam pernikahan yang terkekang. Perasaan seperti ini akan berdampak pada kesehatannya secara mental maupun emosional.
Istri yang merasa selalu diawasi, dikontrol, atau bahkan dicurigai, akan cenderung merasa kurang percaya diri dan tidak nyaman. Selain itu, posesif yang berlebihan juga membuat istri merasa tidak memiliki otoritas atas hidupnya sendiri, seolah semua keputusan ada di tangan suami.
Bahkan, dalam kondisi ini, ikatan sosial seorang istri dengan orang-orang di sekitarnya, seperti keluarga, teman, dan rekan kerja, bisa terganggu. Padahal, memiliki dukungan sosial sangat penting untuk kesejahteraan seseorang, termasuk seorang istri. Jika pergaulannya terbatas, maka istri bisa kehilangan kesempatan untuk bersosialisasi dan mendapatkan dukungan dari orang lain.
Baca juga: Suami Pencemburu
Cara Menghadapi Sikap Posesif Suami
Jika Anda berada dalam situasi ini, tidak perlu merasa takut atau bingung. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi posesif berlebihan dari suami, dengan harapan dapat menjaga keharmonisan hubungan rumah tangga. Berikut beberapa langkah yang bisa Anda coba:
1. Beri Pemahaman akan Hak Istri
Dalam Islam, setiap manusia memiliki hak atas dirinya, termasuk dalam hal kesehatan fisik dan psikis. Berbakti kepada orang tua, menyambung silaturahim dengan kerabat, dan menuntut ilmu juga merupakan hak istri.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ لِزَوْرِكَ عَلَيْكَ حَقًّا ، وَإِنَّ لِزَوْجِكَ عَلَيْكَ حَقًّا
Sesungguhnya istrimu memiliki hak atasmu. Dan sesungguhnya istrimu memiliki hak atasmu. (HR. Bukhari Muslim)
2. Sampaikan Konsep Kepemilikan yang Benar
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang memiliki hak mutlak atas orang lain, karena semua yang ada di dunia hanyalah titipan dari Allah. Dengan mengingatkan suami akan hakikat ini, semoga ia dapat memahami bahwa istri adalah individu dengan haknya sendiri dan bukanlah “milik ” yang bisa ia atur secara mutlak.
Pemahaman seperti ini semoga dapat mengurangi rasa ingin memiliki berlebihan. Sehingga ia sadar bahwa istrinya adalah milik Allah dan kepada aturan-Nya ia harus tunduk.
3. Membangun Kepercayaan yang Kuat
Salah satu alasan munculnya sikap posesif adalah kurangnya rasa percaya. Jika suami memiliki keyakinan yang kuat bahwa istrinya setia dan tulus dalam hubungannya, maka posesif akan berkurang dengan sendirinya.
Komunikasikan bahwa Anda tidak akan berpaling darinya. Tunjukkan bahwa Anda adalah istri yang setia yang tidak akan melakukan apa yang Allah haramkan bagi seorang istri.
4. Tunjukkan Pentingnya Kehidupan Sosial
Dalam kehidupan, setiap orang membutuhkan orang lain. Yakinkan suami bahwa berhubungan dengan kerabat, teman, atau rekan kerja adalah kebutuhan sosial. Dengan cara ini, semoga suami lebih memahami bahwa interaksi sosial bukanlah ancaman, melainkan kebutuhan yang harus kita penuhi.
5. Diskusikan Dampak Negatif Sikap Posesif pada Kejujuran
Sikap posesif berlebihan bisa mendorong istri untuk menyembunyikan sesuatu atau menjadi kurang terbuka karena merasa tidak nyaman diawasi terus-menerus. Dengan menyampaikan ini, suami mungkin dapat menyadari bahwa sikap posesifnya justru bisa merusak keterbukaan dan kejujuran dalam hubungan.
6. Jaga Komunikasi yang Sehat
Komunikasi adalah kunci utama dalam menghadapi konflik dalam rumah tangga. Sering kali, posesif menjadi penyebab utama munculnya konflik. Dengan menjaga komunikasi yang sehat, pasangan bisa lebih mudah saling memahami dan menghindari konflik yang disebabkan oleh salah paham. Jadilah pendengar yang baik, dan sampaikan perasaan Anda dengan jujur dan tenang.
7. Bantu Suami Mengatasi Ketakutannya
Jika posesif berasal dari ketakutan yang mendalam, seperti trauma masa lalu atau inner child, cobalah membantu suami dalam mengatasi ketakutannya. Hindari memberikan alasan untuk mencurigai Anda, dan berikan kepastian bahwa hubungan Anda berlandaskan kepercayaan dan komitmen.
Baca juga: 10 Sifat Istri yang Membuat Rezeki Suami Mengalir Deras
Ketika Posesif Menjadi Berlebihan dan Mengganggu
Jika segala upaya untuk mengatasi posesif suami sudah dilakukan namun tetap tidak membawa perubahan, maka pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional. Suami bisa mendapatkan terapi untuk membantu mengatasi perasaan takut dan kurang percaya dirinya.
Terapi juga bisa menjadi langkah awal untuk menciptakan perubahan yang positif dalam hubungan, sehingga rasa posesif dapat dikendalikan dan digantikan oleh rasa percaya yang lebih sehat.
Baca juga: Tahajud Suami Istri
Membangun Hubungan yang Seimbang dan Saling Mendukung
Membangun pernikahan yang sehat memerlukan komitmen dari kedua belah pihak. Dengan saling menghargai hak dan ruang pribadi, suami-istri dapat membangun hubungan yang lebih harmonis, saling mendukung, dan penuh cinta. Jika sikap posesif muncul, hadapilah dengan sabar dan tetap jalin komunikasi agar tercipta hubungan yang seimbang dan penuh kedamaian. []
Referensi:
- Menyikapi Tingkah Laku Suami karya Muhammad Abdul Ghoffar
- Kado Pernikahan untuk Istriku karya Mohammad Fauzil Adhim
- Cinta Sehidup Sesurga karya Muchlisin BK
- Harmoni Cinta Belahan Jiwa karya Ummi Liha