Beranda Keluarga Parenting Ketika Anak Kita Tak Masuk PTN Ternama

Ketika Anak Kita Tak Masuk PTN Ternama

1
Universitas Indonesia (Flickr.com)

Merasakan pertama kali memasukkan anak ke jenjang Perguruan Tinggi adalah sesuatu yang membuatku galau. Siapa yang tidak ingin anaknya kuliah di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ternama di negeri tercinta ini, apalagi aku dan suami adalah alumni PTN ternama juga.

Sulungku sebenarnya termasuk anak yang tekun belajar. Dari SD sampai SMA prestasinya tidak pernah mengecewakan. Diapun bersemangat untuk bisa menembus jurusan yang diminati di PTN.

Berbeda dengan jamanku dahulu, hanya ada 2 pilihan untuk bisa masuk ke PTN yaitu jalur tanpa tes artinya hanya menggunakan nilai rapor saja atau jalur tes yang dilaksanakan serempak se-Indonesia.

Sekarang ada beberapa pilihan. Mulai tanpa tes, dengan tes serentak seIndonesia maupun tes yang waktunya ditentukan oleh masing-masing PTN. Sehingga lebih banyak pintu untuk masuk PTN.

Jumlah lulusan SMA dan yang setingkat saat ini berbeda jauh dengan 20 tahun yang lalu, sementara jumlah quota mahasiswa di masing-masing fakultas di PTN tidak sebanding dengan pertambahan jumlah peminat PT. Jadi bisa dibayangkan betapa persaingannya sangat ketat.

Semula aku berharap agar anakku bisa diterima di fakultas pilihannya di PTN ternama. Setelah mencoba beberapa kali mengikuti tes di beberapa PTN ternyata Yang Maha Pengasih memilihkan justru di Perguruan Tinggi Swasta (PTS).

Kadang kita menginginkan dan mengira pilihan kita itu terbaik untuk kita, tetapi ternyata Yang Maha Kuasa lebih mengetahui yang terbaik untuk kita.

Perasaan sedih semula menggelayuti hati kami, anakku dan aku akhirnya berusaha mengambil hikmah di balik semua peristiwa itu. Sambil meluruskan niat, bahwa menuntut ilmu itu bisa ditempuh di mana saja, dan yakin kita bisa menjadi yang terbaik asal kita berihtiar semaksimal mungkin. Soal rezeki pasti Yang Maha Kuasa jauh lebih berhak mengaturnya.

Setelah peristiwa pertama itu maka ketika anakku kedua dan ketiga akan memasuki jenjang perguruan tinggi, aku lebih ikhlas untuk menerima semua ketetapan dari Yang Maha Berkehendak. [DwiKap]

1 KOMENTAR

Komentar ditutup.