Islam adalah agama yang memuliakan wanita. Islam secara revolusioner mengubah pandangan jahiliyah yang tadinya menganggap wanita tak ubahnya sampah. Hanya dipandang sebagai pelengkap reproduksi sedangkan kedudukannya sama sekali tak dihargai.
Orang-orang jahiliyah merasa terhina jika memiliki anak wanita. Bahkan, mereka tak segan mengubur anak perempuan hidup-hidup. Sebab, anak perempuan dalam pandangan mereka adalah aib. Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar menjelaskan bahwa mengubur anak perempuan hidup-hidup merupakan salah satu tradisi jahiliyah sehingga Al-Qur’an menyebut mereka berada dalam kesesatan yang nyata (dhalal al-mubin).
Pandangan jahiliyah menganggap wanita tak ubahnya harta benda. Ia dijadikan warisan dan dijadikan taruhan dalam perjudian.
Bukti Al-Qur’an
Islam tidak hanya melarang membunuh anak perempuan. Islam juga mendudukkan wanita sejajar dengan laki-laki dalam pandangan Allah. Al-Qur’an menjelaskan bahwa laki-laki dan wanita memiliki peluang yang sama untuk beriman dan beramal shalih, sekaligus memiliki peluang yang sama untuk masuk surga.
Banyak ayat yang menyejajarkan laki-laki dan wanita. Misalnya dalam Surat At-Taubah ayat 71 dan 72, Al-Ahzab ayat 35 dan 73, Muhammad ayat 19, Al-Fath ayat 5, Al-Hadid ayat 12, dan lainnya.
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al-Ahzab: 35)
Dalam Al-Qur’an, ada Surat An-Nisa’ yang artinya wanita. Juga ada surat Al-Mujadilah yang menunjukkan bagaimana Islam sangat menghargai pendapat wanita hingga Allah menurunkan firman-Nya terkait aduan seorang wanita kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam atas perlakuan suaminya.
Baca juga: Jawaban Shalat Istikharah
Bukti Hadits
Sebagaimana Al-Qur’an memuliakan wanita, hadits Rasulullah juga memuliakan wanita. Ketika seorang sahabat menanyakan siapa yang harus ia muliakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sampai menyebut ibu tiga kali baru kemudian ayah.
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ بِحُسْنِ صَحَابَتِى قَالَ أُمُّكَ. قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ أُمُّكَ. قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ أُمُّكَ. قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ
“Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling berhak mendapatkan baktiku?” Rasulullah menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya, “Kemudian siapa?” Rasulullah menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Rasulullah menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya, “Kemudian siapa?” Rasulullah menjawab, “Kemudian ayahmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Secara khusus tentang anak perempuan, ada hadits yang menunjukkan keadilan Islam terhadapnya. Menyetarakan anak perempuan dengan anak laki-laki.
مَنْ كَانَتْ لَهُ أُنْثَى فَلَمْ يَئِدْهَا، وَلَمْ يُهِنْهَا، وَلَمْ يُؤْثِرْ وَلَدَهُ عَلَيْهَا، – قَالَ: يَعْنِي الذُّكُورَ – أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ
Siapa yang memiliki anak perempuan, dia tidak membunuhnya dengan dikubur hidup-hidup, tidak menghinanya, dan tidak lebih mengunggulkan anak laki-laki daripada anak perempuan, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga. (HR. Abu Daud dan Ahmad)
Baca juga: Arti dan Manfaat Asmaul Husna
Bukti Sejarah
Selain nash yang bisa kita dapati hingga saat ini baik dalam Al-Qur’an maupun hadits Nabi, sejarah umat Islam juga menunjukkan bagaimana agama ini memuliakan wanita. Istri Rasulullah mendapat gelar ummul mukminin. Muslimah beriman yang bertemu Rasulullah mendapatkan kedudukan sebagai shahabiyat. Dan mereka memiliki peran besar dalam dakwah Islam sekaligus peran kehidupan yang signifikan.
Bunda Aisyah radhiyallahu ‘anha menjadi salah satu periwayat hadits terbanyak. Sekaligus juga menjadi guru bagi banyak sahabat dan tabiin.
Banyak shahabiyat yang memiliki peran publik. Misalnya menuntut ilmu dan mengajarkannya sebagaimana Bunda Aisyah dan banyak shahabiyah lainnya. Bahkan mereka turut serta ke medan perang baik sebagai tenaga medis seperti Rufaidah binti Sa’ad. Bahkan ada yang terjun ke medan perang langsung seperti Ummu Hani dan Ummu Haram. Insya Allah contoh-contoh detail akan kita bahas pada tulisan berikutnya. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/WebMuslimah]