Surat Ar Rum ayat 41 adalah ayat yang menjelaskan tentang melestarikan alam. Apa saja isi kandungan Surat Ar Rum ayat 41? Berikut ini penjelasannya.
Terjemahan Surat Ar Rum Ayat 41
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
(Dhoharol fasaadu fil barri wal bahri bimaa kasabat aidin naasi liyudziiqohum ba’dlol ladzii ‘amiluu la’allahum yarji’uun)
Artinya:
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut akibat perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar-Rum: 41)
Baca juga: Isi Kandungan Surat An Nahl Ayat 64
Intisari Tafsir Ar Rum Ayat 41
Surat Ar Rum ayat 41 merupakan ayat yang menjelaskan kerusakan di darat dan di laut. Bahwa kerusakan itu telah tampak nyata baik di daratan maupun di lautan.
Ibnu Katsir menguatkan penafsiran bahwa kerusakan di daratan maksudnya adalah kemarau panjang yang mengakibatkan paceklik sehingga berkuranglah tanaman dan buah-buahan. Namun, ada pula penafsiran bahwa kerusakan di daratan adalah pembunuhan dan berbagai bencana alam.
Syekh Wahbah Az-Zuhaili menafsirkan lebih luas. “Dhaharal fasadu fil barri (ظهر الفساد في البر) artinya adalah suatu kondisi kacau dan rusak, seperti paceklik, minimnya tumbuhan, banyaknya kebakaran, banjir, merebaknya aksi kejahatan, perampokan dan perampasan harta secara zalim, banyaknya kemadharatan dan bencana, serta minimnya kemanfaatan dan kebaikan.”
Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar memasukkan polusi akibat asap pabrik dan kendaraan sebagai bagian dari fasadu fil barri (الفساد في البر). Demikian pula kerusakan alam lain. Sedangkan kerusakan di laut (والبحر), beliau mencontohkan pencemaran air laut oleh limbah hingga mengakibatkan air laut penuh racun dan ikan-ikan mati.
Penyebab kerusakan itu tidak lain adalah manusia. Perbuatan manusia baik mendurhakai Allah secara umum dan bermaksiat kepada-Nya, maupun secara khusus melakukan ekspolitasi alam berlebihan hingga pencemaran dan perusakan hutan, adalah penyebab timbulnya kerusakan yang akhirnya kembali merugikan manusia sendiri.
Allah memberlakukan sunnatullah itu agar manusia kembali ke jalan yang benar. Yakni taat kepada Allah, tidak bermaksiat kepada-Nya, dan tidak melakukan pengrusakan alam.
Baca juga: Ayat Kursi
Isi Kandungan Surat Ar Rum Ayat 41
Berikut ini isi kandungan Surat Ar Rum ayat 41 yang kami sarikan dari sejumlah tafsir. Yakni Tafsir Al Qur’anil ‘Adhim karya Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Tafsir Fi Zilalil Quran karya Sayyid Qutb dan Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka.
1. Telah tampak kerusakan di darat dan di laut. Kerusakan di darat misalnya kemarau panjang, banjir, tanah longsor, dan polusi udara. Kerusakan di laut misalnya tercemarnya air laut, kerusakan terumbu karang, dan kematian ikan-ikan.
2. Kerusakan di darat dan di laut tersebut disebabkan oleh perbuatan manusia yakni secara umum durhaka kepada Allah dan secara khusus melakukan pengrusakan alam seperti ekploitasi berlebihan, penebangan hutan, pencemaran udara, dan pembuangan limbah yang tak bertanggung jawab.
3. Kerusakan di darat dan di laut mengakibatkan kerugian bagi manusia sendiri. Mulai dari bencana alam hingga gagal panel dan berkurangnya ikan di lautan.
4. Allah memberlakukan sunnatullah agar manusia kembali ke jalan yang benar, kembali kepada aturan Allah, melestasikan alam, dan tidak merusak alam.
5. Ayat ini menunjukkan bahwa Islam bukan hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah (hablun minallah) dan hubungan manusia dengan sesama manusia (hablun minannas), tetapi juga hubungan manusia dengan lingkungan dan alam (hablun minal ‘alam).
6. Islam melarang pengrusakan alam baik di daratan maupun di lautan.
7. Islam mengajarkan umatnya untuk melestarikan alam.
Demikian isi kandungan Surat Ar Rum ayat 41. Untuk tafsir lengkap, silakan baca Surat Ar Rum Ayat 41. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/WebMuslimah]