3. Memberi inspirasi saat suami menghadapi masalah
Mayoritas sahabat tidak terima. Mereka pergi ke Makkah berniat untuk berhaji. Namun orang-orang kafir Quraisy menghadang mereka dan membuat perjanjian damai dengan Rasulullah. Salah satu isi perjanjian Hudaibiyah itu adalah mereka tidak bisa berhaji tahun ini. Mereka tidak boleh masuk Makkah.
Ketika Rasulullah menyuruh mereka ber-tahalul (memotong rambut) dan menyembelih hewan qurban, mereka diam. Mereka masih marah dan tidak terima dengan keputusan tersebut. Hal itu membuat Rasulullah kecewa. Tidak pernah para sahabat tidak merespon perintah seperti ini.
Untungnya, saat itu beliau membawa Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha. Mendapati suaminya ‘bingung’ seperti itu, Ummu Salamah menenangkan beliau dan mengusulkan sebuah ide brilian. “Wahai Rasulullah, jika engkau bertahalul dan memotong hewan qurban, insya Allah mereka akan segera menirumu.”
Rasulullah senang mendengar ide dari istrinya tersebut. Tanpa mengucap perintah apapun, beliau bertahalul dan memotong hewan qurban. Dan benar, para sahabat kemudian ikut bertahalul dan memotong hewan qurban tak lama setelah itu.
Istri yang hebat adalah istri yang bisa mengurai masalah suaminya. Memberinya ide, memberinya inspirasi, membantu menemukan solusi. Bukan sebaliknya malah membuat rumit masalah, membuat pelik persoalan dan menambah ruwet persoalan.
Jika suamimu pulang mengeluhkan pekerjaan, jangan engkau marahi: “Kerja gajinya kecil, selalu ada masalah. Dasar suami bodoh.” Astagfirullah… betapa kacaunya hati suami mendapatkan komentar seperti itu. Lebih baik sambut dengan mesra, siapkah teh manis, dengarkan setiap keluh-nya dan berpikirlah sejernih mungkin seraya berdoa. Semoga engkau seperti Ummu Salamah yang bisa memberikan ide dan inspirasi untuk suami tercinta.