Ketika seorang anak lahir ke dunia, orang tua sudah pasti akan merasa senang dan bahagia. Dan sudah menjadi tuntunan agama serta tradisi sosial untuk memberikan nama kepada anak.
Nama menjadi suatu identitas untuk anak, dan nama yang diberikan untuk anak tidak boleh sembarangan. Karena di dalam nama terkandung do’a dan harapan orang tua.
Seperti yang marak pada media sosial akhir-akhir ini adalah pemberian nama pada anak yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Seperti nama Saiton, Tuhan, Satria Baja Hitam, Happy New Year, dan lain-lain. Padahal dalam Islam sudah ditentukan bagaimana pemberian nama yang baik dan benar. Seperti yang diriwayatkan dengan sanad hasan dari Abi darda’ r.a. bahwa Rasulullah Saw, bersabda:
إِنَّكُمْ تُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَسْمَائِكُمْ وَأَسْمَاءِ آبَائِكُمْ فَأَحْسِنُوا أَسْمَاءَكُمْ
“Sesungguhnya pada hari kiamat nanti kalian akan dipanggil dengan nama-nama kalian dan nama-nama bapak-bapak kalian. Oleh karena itu, buatlah nama-nama yang baik untuk kalian.” (HR. Abu Daud)
Beberapa hal yang harus diperhatikan orang tua dalam pemberian nama kepada anak adalah sebagai berikut:
- Tidak memberikan nama yang dapat menodai kehormatan anak dan dapat menjadikan bahan celaan.
- Menghindari nama yang diambil dari kalimat yang mengandung pesimistis.
- Tidak menggunakan nama yang khusus bagi Allah.
- Menjauhi nama yang mengandung makna optimistis.
- Tidak memakai nama-nama yang disembah selain Allah.
- Menjauhi nama-nama yang mengandung makna porno.
Itulah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian nama anak yang dikutip dari buku Pendidikan Anak Dalam Islam karya Dr. Abdullah Nashih Ulwan. Nama menjadi penting untuk anak agar anak memiliki kepribadian yang baik, tumbuh rasa cinta dan dapat menghormati diri sendiri. [Ummu Aqila/Webmuslimah]