Hasad atau dengki adalah penyakit hati yang dampaknya buruk sekali. Bukan hanya di dunia ini tetapi juga di akhirat nanti. Jika tak ingin merugi, kita harus menjauhi dengki. Namun jika sudah bersemayam di hati, bagaimana cara menghilangkan hasad ini?
Setelah menyadari bahaya-bahaya hasad yang sangat merugikan kita dunia akhirat, ada tiga langkah utama yang perlu kita tempuh untuk menghilangkan hasad.
Ridha terhadap takdir
Hasad hakikatnya adalah marah kepada takdir Allah dan tidak ridha ketika Allah membagikan nikmat kepada hamba-Nya. Demikian inti nasihat Imam Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin saat menjelaskan penyakit hati ini.
Oleh karena itu, untuk menghilangkan hasad, kita harus belajar ridha terhadap takdir Allah. Ridha dengan ketetapan-Nya.
“Orang yang ridha kepada Allah tidak mengharapkan apa-apa selain apa yang Allah tetapkan untuk dirinya,” kata Sufyan bin Uyainah.
Yakinilah bahwa apa yang Allah karuniakan kepada kita adalah yang terbaik dari-Nya. Sadari bahwa rezeki tidak akan tertukar. Allah paling tahu apa yang kita butuhkan. Apa yang kita sukai belum tentu baik bagi kita dan apa yang kita benci belum tentu buruk bagi kita.
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 216)
Baca juga: Jawaban Shalat Istikharah
Mengurangi cinta dunia
Pangkal hasad adalah cinta dunia. Orang yang tidak mencintai dunia, ia tidak memiliki alasan untuk hasad kepada orang lain. Orang yang tidak mencintai dunia, ia tidak akan berusaha merebut milik orang lain.
Hasad muncul karena kecintaan yang besar terhadap dunia. Tidak merasa puas dengan apa yang ada, maka ia ingin orang lain sengsara. Ingin kenikmatan lepas darinya.
Cinta kepada dunia pasti membuat iri dan dengki sebab dunia ini terbatas dan manusia akan memperebutkannya. Sedangkan ridha Allah dan surga-Nya sangat luas sehingga tak perlu berebut untuk mendapatkannya. Ibarat langit, adakah yang berebut untuk melihatnya?
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآَخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآَخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat. (QS. Asy-Syura: 20)
Baca juga: Perbedaan Hasad dan Ghibthah
Memperkuat doa
Sesungguhnya hati kita milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hanya Allah yang kuasa membolak-balikannya. Oleh karena itu, perbanyak dan perkuat doa kepada-Nya. Minta agar Allah menjaga kita dari dengki bahkan dari ghil, bersitan hati yang lebih halus daripada dengki.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Wahai Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Wahai Tuhan kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hasyr: 10)
Bacalah doa ini dengan segenap keyakinan hati. Atau doa-doa lain dari hadits Nabi yang meminta agar hati kita Allah tetapkan di atas agama-Nya. Semoga dengan demikian, Allah hilangkan hasad dari hati kita. [Muchlisin BK/WebMuslimah]