Beranda Aktualita Kunci Sukses Wisudawan Terbaik Unnes: Tilawah One Day One Juz

Kunci Sukses Wisudawan Terbaik Unnes: Tilawah One Day One Juz

3
Raeni-Naik-Becak
Raeni saat diantar ayah dengan becak © Hakim/Unnes.ac.id

Dua hari ini, berita wisudawan terbaik Universitas Negeri Semarang (Unnes) Raeni menghiasi media massa. Yang menarik, pada saat wisuda, Raeni diantar oleh sang ayah menggunakan becak. Sang ayah memang bekerja sebagai tukang becak yang sehari-harinya mangkal tidak jauh dari rumahnya di Kelurahan Langenharjo, Kendal.

Kendati dari keluarga kurang mampu, bukan kali ini saja Raeni membuktikan keunggulan dan prestasinya. Raeni adalah penerima beasiswa Bidikmisi. Raeni juga beberapa kali meraih indeks prestasi 4. Ia mendapatkan nilai sempurna. Dan Selasa (9/6/2014) lalu, ia diwisuda dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,96, menjadi wisudawan terbaik Unnes.

Apa kunci sukses Raeni di tengah keterbatasan mampu meraih prestasi akademis semoncer itu? Harian Kompas edisi Kamis, 12 Juni 2014, mengungkapkan, salah satu kunci kesuksesan Raeni adalah berkat ketekunannya membaca Al Qur’an satu juz setiap hari. Keaktifannya di komunitas One Day One Juz telah melecutnya terus belajar menjadi terbaik di kampus.

Keajaiban Membaca Al Qur’an

Membaca (tilawah) Al Qur’an telah terbukti membawa banyak manfaat dan keajaiban. Diantaranya adalah membawa kedamaian bagi jiwa dan mencerdaskan otak.

Penelitian dokter jiwa di Klinik Besar Florida menemukan, seorang muslim yang mendengarkan Al Qur’an dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar. Baik bisa bahasa Arab ataupun tidak, seorang muslim yang mendengarkan ayat-ayat Al Qur’an mengalami penurunan depresi dan memperoleh ketenangan hati. Penelitian ini menguatkan hasil Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984 yang menyebutkan mendengarkan Al-Quran dapat membawa ketenangan hingga 97 persen.

Ketenangan hati dan kedamaian jiwa ini tentu erat kaitannya dengan peningkatan kecerdasan. Sebab, dalam kondisi tenang, seseorang dapat berfikir lebih jernih dan lebih fokus. Dalam kondisi damai dan rileks, seseorang juga relatif lebih kreatif.

Bahkan, membaca Al Qur’an juga berpengaruh terhadap syarat. Peneliti Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Hasto Andi Irawan menemukan, membaca Al-Quran secara tartil dapat menjadi salah satu cara untuk menurunkan skala nyeri pada ibu pascamelahirkan secara caesar. Ia melakukan percobaan dengan 31 pasien Rumah Sakit Nur Hidayah Yogyakarta sebagai sampel pada 2009 lalu. Hasilnya, setelah membaca Al Qur’an selama 10 menit, 16 dari 31 pasien tersebut merasakan nyerinya menurun.

Al Qur’an Bukan Penghalang Kesuksesan

Berangkat dari hasil penelitian-penelitian tersebut serta pengalaman Raeni, sungguh Al Qur’an bukanlah penghalang kesuksesan. Sangat keliru jika ada muslimah yang tidak membaca Al Qur’an dengan alasan menyita waktu belajar, menghambat karir, dan sejenisnya. Nyatanya, membaca Al Qur’an justru ibarat seorang tukang kayu yang mengasah gergaji. Mungkin proses menggergajinya akan berhenti beberapa menit, namun setelah mengasahnya ia dapat menggergaji lebih cepat dengan mata gergaji yang lebih tajam.

Sahabat webmuslimah, demikian pula membaca Al Qur’an. Mungkin seorang pelajar atau mahasiswa akan kehilangan waktu beberapa puluh menit dalam sehari. Tetapi efeknya, ia menjadi lebih dekat dengan Allah, hatinya lebih damai dan otaknya menjadi lebih cerdas. Bagaimana pendapat Anda? [Aqsa/Webmuslimah.com]

3 KOMENTAR

BERIKAN TANGGAPAN

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini